Jakarta, Jumat 25 Agustus 2017, Presiden Joko Widodo mengumpulkan rektor dari sejumlah universitas di Indonesia. Terpilih Dr. Frietz R. Tambunan selaku Rektor Universitas Katolik Santo Thomas SU untuk mewakili Sumatera. Dilansir dari Kompas.com, hadir juga Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), M Nasir. Nasir mengaku bahwa tidak semua rektor diseluruh Indonesia diundang.
Selain membahas soal deklarasi kebangsaan, pertemuan ini juga membahas tentang Program Bela Negara. Menristek Dikti mengatakan aksi komitmen kebangsaan ini akan dituangkan dalam pembelajaran semua dan perilaku, bahkan kaitannya dengan radikalisme. “Bagaimana kampus terhindar dari faham-faham radikalisme. Ini harus kita jaga semua, jangan sampai mahasiswa kegiatan kosong karena diisi oleh mereka itu, itu harus diisi dengan nilai-nilai kebangsaan” tambahnya.
Rektor Unika menjadi salah satu bagian dari tim inisiator dan perumus untuk Deklarasi Penguatan Kesatuan Bangsa, menjaga Pancasila dan menghentikan Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme yang sempat melanda kampus dan masyarakat Indonesia.
Para Rektor yang hadir menegaskan dukungan melekat pada tindakan Presiden untuk mengikis radikalisme di Indonesia dengan menghadirkan 4.000 pimpinan Perrguruan Tinggi dalam Aksi Kebangsaan menghapuskan Radikalisme yang akan diadakan di Bali dalam waktu 30 hari kedepan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun ada sekitar 20 rektor yang bertemu dengan Presiden dimana pertemuan ini telah dimulai pukul 10.00 WIB. (Helen/PR)